Rabu, 18 November 2015

RELAWAN


Anak SMA Tak Mau Kalah

Assalmualaikum WR WB
Pada kesempatn kali ini saya akan  menyampaikan sedikit pengalamn saya beserta teman teman seperjuangan saya dalam mencari sumbangan untuk korban kabut asap.
Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti sejumlah wilayah di sumatera dan Kalimantan sudah masuk kategori darurat karena mengganggu kehidupan masyarakat. Kondisi ini menyebabkan banyak sekali dampak buruk bagi masyrakat setempat. Karena bencana alam kabut asap yang ada. Akibat bencana ini salah satu kelompok pelajar di kawasan magelang bergerak maju buntuk mencari sumbangan untuk bantuan korban bencana alam. Sekelompok pelajar itu ternyata gabungan dari anggota MPK dan PMR di SMA N 2 Magelang. Salah satu pelajar itu adalah Bagus Ali Noguan atau saya sendiri. Kami memulai kegiatan mencari sumbangan ini di kawasan jaln utaama jalur Magelang Jogja, perempatan Pakelan dan kawasan lalu lintas lain.
Hari Pertama mencari sumbangan untuk korban  asap Saya ditempatkan di perempatan pakelan. Saat pertama kali ingin meminta sumbangan di pakelan sangat penuh dengan bahaya, karena waktu lampu merah terbilang cukup singkat dan sisi kiri jalan digunakan untuk jalan terus bagi penguna bermotor yang ingin berbelok. Hal itu menyebabkan sulitnya bagi kami untuk berjalan menyebrang. Kami mencari sumbangan di pakelan dengan strategi bergantian, dikarenakan jika dilakukan secara bersama sama kami takut akan menghambat lalu lintas. Setelah terbilang cukup banyak hasil yang didapat dari sumbangan kabut asap tersebut kami memutuskan untukn pulang dan melanjutkan dihari esoknya.
Hari Kedua mencari sumbangan. Saya ditempatkan di lalu lintas dekat ARTOS MALL. Kami meminta sumbangan setelah kami pulang sekolah. Pada hari kedua banyak sekali kendala yang kami hadapi. Terutama ganasnya preman yang ada di lalu lintas yang disekitar kawasan dekat pos polisi. Saat kami beristirahat saat mencari sumbangan preman itu mendekati kami dan langsung mengatai kasar kepada kami. Preman itu mendekat kepada kami dan bertanya tany tentang dana itu yang seakan akan tidak percaya adanya sumbangan dana untuk korban asap. Salah satu senior saya menjawab dengan tegas kalau sumbangan itu akan tersampaikan bagai korban bencana kabut asap. Preman itu tetap mengatai kami. Kami bergegas menghentikan kegiatan amal ini dan langsung kembali kerumah masing masing. Kami pulang karena mengantisipasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Setelah kami selesai mencari sumbangan untuk kegiatan amal. Kami menghitung jumlah dari sumbangan yang ada di sekolah kami. Kami mengirimkan uang hasil sumbangan kepada PMI untuk disampaikan kepada pihak yang dituju.
Yosh… Sekian yang dapat saya sampikan jika ada tutur kata yang kurang berkenan saya memohon maaf yang sebesar besarnya.
Wasalamuallaikum WR WB

Sabtu, 23 Mei 2015

Perjalanan Pembelajaran Luar Sekolah (PLS)


Hari kamis tanggal 26 Maret 2015  SMA Negeri 2 Magelang melaksanakan kegiatan pembelajaran luar sekolah (PLS) bagi kelas X MIA/IIS. Pembelajaran luar sekolah tersebut mempunyai tujuan yaitu Pabrik Sritex Sri Rejeki Isman Tbk di Sukoharjo dan Situs Purba Sangiran di Sragen, Jawa Tengah. Kami diwajibkan datang tepat waktu pada pukul 06.30 WIB kumpul di SMAN 2 Magelang dan kami rombongan angkatan kelas X berangkat pada pukul 07.15 WIB untuk memulai perjalanan dengan kendaraan bus yang berjumlah 5 bus. 
Tujuan kami yang pertama adalah Perusahaan Tekstil Sritex. Kami diperkirakan sampai di Perusahaan Tekstil Sritex pukul 11.00. Tetapi karena jalanan yang macet, kami terlambat sampai di Perusahaan Tekstil Sritex sampai pukul 12.00. Ketika sampai di Perusahaan Tekstil Sritex, kami melihat situasi yang ada di pabrik tekstil tersebut. Di sana banyak sekali gedung-gedung produksi tekstil. Kemudian kami dibawa menuju ke Gedung Serba Guna Slamet Riyadi. Didalam Gedung ini banyak manekin yang mengenakan pakaian produksi Perusahaan Tekstil Sritex. Di dalam ruangan kami dijelaskan dari sejarah berdirinya Perusahaan Sritex sampai menjadi sekarang.
Pendiri PT.Sritex adalah Bapak Lukminto. Sebelum Sritex berdiri, Bapak Lukminto mengawali usaha tekstilnya dengan membangun toko di pasar klewer pada tahun 1966. Karena toko yang dimilikinya ramai pengunjung dan barang dagangannya semakin laris, lama-lama beliau membangun pabrik kecil. Seiring berjalannya waktu, Sritex semakin lama semakin berkembang seperti sekarang ini. Semua itu tidak lepas dari kerja keras Bapak Lukminto. Sekarang PT.Sritex sudah memiliki kurang lebih 25.000 karyawan yang setiap bulan total gajinya mencapai 20 milyar rupiah. Perusahaan ini juga pernah mendapat rekor muri karena Sritex merupakan satu-satunya perusahaan yang mengadakan upacara secara rutin setiap tanggal 17 Agustus dengan lebih dari 20.000 peserta upacara. Setelah Bapak wakil perusahaan selesai menjelaskan, kami menuju ke ruang produksi yang di sana banyak karyawan yang sedang mengerjakan tugasnya masing-masing. Di ruang produksi ini kami melihat-lihat proses pembuatan pakaian. Setelah dari ruang produksi, kami menuju ke toko pemasaran hasil produksi. Di sana ada berbagai hasil produksi yang dijual seperti baju, celana dan lain-lain. 
           
Setelah kami selesai kunjungan ke PT. Sritex, kami melanjutkan perjalanan untuk keperluan makan siang di rumah makan Taman Sari Prasmanan dan melanjutkan untuk sholat dhuhur dan asar di mushola rumah makan tersebut. Setelah itu kami melanjutkan tujuan kami yaitu di Situs Purba Sangiran Sragen, Jawa Tengah. Kami sampai di Situs Purba Sangiran pada pukul 15.30 WIB. Situs Sangiran adalah situs arkeologi  memilikiluas 56 km2 sebelah utara Surakarta di lembah sungai Bengawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Kami melihat banyak sekali peninggalan-peninggal masa lampau sekitar 20.000 tahun yang lalu seperti Pithecanthropus erectus (Manusia Jawa), Meganthropus palaeo javanicus, dan peninggalan lain-lainya.

Setelah selesai berkeliling di dalam Museum Sangiran, kami kembali menuju ke rumah makan Tamansari untuk makan yang kedua kalinya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke toko oleh-oleh Javenir. Di sana kami membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Banyak barang yang dijual di Javenir. Mulai dari makanan, pakaian, mainan tradisional, asbak, patung, gantungan kunci, dan berbagai macam souvenir lainnya. Setelah membeli berbagai macam oleh-oleh di Javenir, kami menuju bus dan melanjutkan perjalanan pulang. Kami pulang sampai sekolah pada pukul 23.00.






Getuk Goreng Sokaraja Banyumas

Bagi Anda yang suka treveling, Anda pasti mengenal Banyumas. Banyumas adalah sebuah kota di Jawa Tengah, berada di lereng Gunung Slamet. Jika Anda mampir di Banyumas, Anda tentu akan menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner di daerah ini. Apa itu? Makanan khas banyumas itu adalah getuk goreng. Rasanya manis, gurih, dan membangkitkan selera.
Anda tahu cara membuat getuk goreng? Anda tidak perlu khawatir karena Yu Mariyem akan berbagi rahasia tentang cara pembuatan getuk goreng asli Sokaraja, Banyumas.
Bahan untuk membuat getuk goreng adalah 1 kg singkong, gula merah atau gula jawa, tepung beras 75 gram, tepung terigu 1 sendok makan, minyak goreng untuk menggoreng, dan garam secukupnya.
Lalu, bagaimana cara membuat getuk goreng apabila semua bahan sudah tersedia?. Berikut ini adalah cara untuk membuat getuk goreng asli Banyumas.
Pertama, kupas singkong sampai terkupas semua kulitnya kemudian buang sabutnya. Lalu potong singkong menjadi ukuran yang sedang dan direbus hingga matang.
Kedua, sambil menunggu singkong yang direbus matang, iris halus gula jawa. Lalu setelah diiris halus, masukkan irisan gula jawa ke dalam panci lalu tambahkan sedikit air kemudian direbus sampai gula melumat dan tercampur dengan air.
Ketiga, setelah singkong yang direbus tadi matang, lumatkan singkong dan tambahkan gula jawa yang sudah dilumatkan secara bertahap sampai tercampur rata antara singkong dan gula jawa untuk membuat getuk.
Keempat, adonan singkong dan gula jawa dicampur dengan tepung terigu, tepung beras, garam secukupnya, dan air secukupnya. Lalu aduklah adonan tersebut sampai menjadi adonan yang cukup kental.
Kelima, setelah adonan dirasa cukup kental, letakkan adonan singkong goreng di atas nampan. Kemudian, ratakan adonan singkong rebus hingga ketebalan adonannya sekitar 2 cm. lalu potong adonan berbentuk kotak atau dadu dengan ukuran 4 cm x 4 cm atau dengan ukuran selera.
Keenam, siapkan penggorengan lalu tuangkan minyak goreng secukunya. Setelah itu panaskan minyak goreng. Setelah dirasa cukup panas, kemudian ambil adonan getuk goreng yang sudah dipotong berbentuk dadu dan masukkan ke dalam penggorengan atau wajan.
Ketujuh, goreng adonan getuk goreng sampai warnanya kekuning-kuningan. Setelah adonan berwarna kekuning-kuningan, angkat getuk goreng lalu tiriskan.
Terakhir, letakkan getuk goreng ke piring lalu getuk goreng siap disajikan dan dinikmati.
               



Selasa, 07 April 2015

PUISI



LAPORAN ANALISIS PUISI
(Bagus Ali Noguan)

A.    Sastrawan dan hasil karya Chairil Anwar
        
1.      Profil
Nama : Chairil Anwar
Lahir : 26 Juli 1922 Medan, Sumatera Utara, Hindia Belanda
Meninggal : 28 April 1949 Jakarta, Indonesia
Pekerjaan : Penyair
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minangkabau
Periode menulis : 1942-1949
Angkatan : Angkatan ‘45
Karya terkenal : Aku

2.      Hasil Karya
-          Deru Campur Debu (1949)
-          Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
-          Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asru Sani dan Rivai Apin)
-          “Aku Ini Binatang Jalang : koleksi sajak 1942-1949”, disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Supardi Djoko Damono (1986)
-          Derai-Derai Cemara (1998)
B.     Puisi
Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Unsur-unsur puisi :
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.

Struktur fisik puisi :

-          Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
-          Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
-          Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
-          Kata Konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
-          Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konutasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anatora, pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
-          Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup :
1.      Otomatope (tiruan terhadap bunyi)
2.      Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya).
3.      Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Struktur batin puisi :

-          Tema/makna : media puisi adalah bahasa.
Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makana keseluruhan.
-          Rasa/feeling, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
-          Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, dll.
-          Amanat/tujuan/maksud (intention), yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

Jenis-jenis puisi :
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu antara lain :
-          Jumlah kata dalam 1 baris
-          Jumlah baris dalam 1 bait
-          Persajakan (rima)
-          Banyak suku kata tiap baris
-          Irama
Ciri-ciri puisi lama :
-          Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
-          Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
-          Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Jenis-jenis puisi lama :
-          Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
-          Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.

Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
-          Karmina adalah pantun kilat, seperti pantun tetapi pendek.
-          Seloka adalah pantun berkait.
-          Gurindam adalah pantun yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
-          Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
-          Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, atau 10 baris.

Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri puisi baru :
-          Bentuknya rapi, simetris
-          Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
-          Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
-          Sebagian besar puisi empat seuntai
-          Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintasis)
-          Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar 4-5 suku kata)

Jenis-jenis puisi baru menurut isinya dibedakan atas :
-          Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
-          Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
-          Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
-          Epigram adalah puisi yang berisi tuntutan/ajaran hidup.
-          Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
-          Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.


Aku
(Chairil Anwar)

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


Makna:
Aku adalah sebuah puisi karya Chairil Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan ’45. Aku memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin “hidup seribu tahun lagi”, namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.

Puisi Aku karya Chairil Anwar yang menceritakan kepribadian seseorang yang tangguh dalam menjalani kehidupannya. Di dalam puisi itu ada beberapa pesan yang tersirat.

Sabtu, 10 Januari 2015

LHO



TEKS LHO

Didalam kelas X-MIA3 yang berukuran 9X8 Meter, terdapat berbagai benda yang mendukung kegiatan belajar mengajar seperti meja, kursi dll. Di kelas X-MIA3 terdapat 2 buah papan tulis putih dan 2 buah papan tulis hitam, 1 buah meja guru, dan 13 buah meja siswa. Keadaan meja siswa penuh dengan coret-coretan, 1 buah kursi guru dan  26 buah kursi siswa. Di kelas juga terdapat benda”  yang menunjang kebersisan, sapu dengan jumlah 3 buah, sebuah ember, 3 buah sulak dan sebuah ekrak.
 Di kelas X-MIA3 terdapat 26 siswa dengan 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, siswa laki-laki diantaranya adalah Amien FB, Deni I, dan Bagus A N sedangkan siswa perempuan diantaranya Dhika K D, Arin T dan Fela D.
Berdasarkan tempat tinggalnya, siswa X-MIA3 dapat di kelompokkan menjadi siswa yang berasal dari kota dan siswa yang berasal dari kabupaten. Ada 5 anak yang berasal dari kota yakni M Nugroho, M Raihan H, Satria  A M, Humam H, dan Palupi W. Sisanya berasal dari kabupaten.
Sedangkan siswa yang berorganisasi di kelas X-MIA3 dapat di kelompokkan menjadi anggota Paski, MPK, OSIS, ROHIS, dan siswa lainnya sebagai STO. Siswa yang menjadi Paski di antaranya Amien F B, Humam H dan Krisnajati D D, anggota MPK Bagus A N dan M Nugroho, anggota OSIS Eka P dan Ira Dwi A, anggota ROHIS Luthfiana R D dan Annisa N, dan sebagai STO yakni Arin T, Dhika K D, Fela D, M raihan H, Palupi W, Ratri F, Sonnia F Y, dan Windy A L.